Kultur Jaringan
Rabu, 03 Juli 2019
Edit
Kultur
Jaringan adalah teknik memperbanyak
tanaman dengan memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan secara
invitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Yang
menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori totipotensi sel yang berbunyi “setiap
sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika
ditempatkan di lingkungan yang sesuai.
Tujuan dari teknik ini adalah untuk
memperbanyak tanaman dengan waktu yang lebih singkat. Kultur jaringan lebih
mudah dilakukan pada sel-sel tumbuhan dibanding-kan pada sel-sel hewan karena
struktur sel-sel tumbuhan yang sederhana. Sel-sel tumbuhan dibiakkan dalam
suatu medium pertumbuhan khusus yang mengandung zat-zat hara yang tepat.
Di
dalam medium tersebut, sel-sel tumbuhan dapat membelah, tumbuh, dan berkembang
menjadi tumbuhan baru yang lengkap. Teknik kultur jaringan ditemukan oleh EC.
Steward dengan menggunakan ja-ringan floem akar wortel (Daucus carota). Teknik
kultur jaringan memanfaatkan
prinsip perbanyakan tumbuhan
secara vegetatif.
Berbeda
dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan
dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi
tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kulturin vitro. Dikatakan in
vitro (bahasa Latin), berarti "di
dalam kaca" karena jaringan
tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.
Teori
dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa
setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman
terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki
sifat yang sama persis dengan induknya.