Kultur Jaringan


Kultur Jaringan  adalah teknik memperbanyak tanaman dengan memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan secara invitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori totipotensi sel yang berbunyi “setiap sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan di lingkungan yang sesuai.

Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperbanyak tanaman dengan waktu yang lebih singkat. Kultur jaringan lebih mudah dilakukan pada sel-sel tumbuhan dibanding-kan pada sel-sel hewan karena struktur sel-sel tumbuhan yang sederhana. Sel-sel tumbuhan dibiakkan dalam suatu medium pertumbuhan khusus yang mengandung zat-zat hara yang tepat.

Di dalam medium tersebut, sel-sel tumbuhan dapat membelah, tumbuh, dan berkembang menjadi tumbuhan baru yang lengkap. Teknik kultur jaringan ditemukan oleh EC. Steward dengan menggunakan ja-ringan floem akar wortel (Daucus carota). Teknik kultur jaringan memanfaatkan  prinsip  perbanyakan tumbuhan secara vegetatif.

Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kulturin vitro. Dikatakan in vitro  (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena  jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.

Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme  baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama  persis dengan induknya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel